Negosiasi Perdagangan: Dari Jualan Online Sampai Ngerti

Negosiasi Perdagangan

Negosiasi Perdagangan, gue inget banget dulu waktu baca berita soal perjanjian dagang RI–Uni Eropa. Ada kata-kata kayak “FTA”, “tarif bea masuk”, dan “perjanjian bilateral”. Jujur aja, kepala gue langsung penuh tanda tanya.

“Lah, ini apaan sih? Emang urusan dagang antarnegara ribet banget ya?”

Waktu itu, gue nganggep negosiasi perdagangan itu urusan elit doang—presiden, menteri ekonomi, dan pengusaha besar. Tapi ternyata, gue sendiri pernah ngalamin negosiasi perdagangan secara mikro, dan itu ngerubah cara gue ngeliat seluruh konsepnya.

Awalnya Gue Kira Negosiasi Perdagangan Itu Cuma Urusan Menteri

Negosiasi Perdagangan

Pengalaman Gue: Nego Barang Impor dari China Buat Usaha Online

Waktu 2021 gue mulai jualan produk aksesoris gadget via online shop. Barangnya? Gue ambil dari supplier di luar negeri via platform kayak Alibaba.

Gue inget waktu mau order perdana, harga satuannya keliatan murah banget. Tapi begitu proses negosiasi ongkir, MOQ (minimum order quantity), pajak bea masuk, dan skema pembayaran, gue langsung pusing.

Gue mikir: “Loh, kok kayaknya ini lebih ribet dari belanja Tokopedia ya?”

Dan waktu gue coba nego harga, supplier jawab dengan gaya diplomatis:

“Harga ini sudah mempertimbangkan bea cukai Indonesia dan fluktuasi nilai tukar. Jika kamu bisa order lebih banyak, kami pertimbangkan diskon 8%.”

BOOM.
Gue baru sadar: ini miniatur dari negosiasi perdagangan global. Negara juga begitu: mereka nego kuota, tarif, imbal balik. Semuanya pakai logika win–win yang realistis.

Pelajaran Pertama Gue: Nego Itu Seni, Bukan Cuma Tawar-Menawar

Waktu belajar dari pengalaman pribadi itu, gue mulai mikir: gimana sih negara-negara gede kayak China, Amerika, atau Indonesia nego dagang?

Gue baca soal WTO (World Trade Organization) dan Free Trade Agreement (FTA). Ternyata prosesnya panjang banget, bisa tahunan. Bahkan bisa gagal kalau salah satu pihak ngerasa dirugikan.

Contohnya waktu RI nego dagang sawit ke Eropa. Uni Eropa bilang, “Kami kurangi impor sawit karena alasan lingkungan.” Tapi Indonesia ngerasa ini diskriminatif, karena di saat yang sama mereka masih beli minyak dari negara lain.

Akhirnya, RI bawa kasus ini ke WTO.
Gue mikir, “Loh, ini kayak gue ngadu ke platform kalau seller gak adil.”

Negosiasi perdagangan itu kayak debat panjang yang ujung-ujungnya ngukur siapa yang lebih butuh siapa.

Frustasi Gue: Dunia Gak Selalu Main Adil

Negosiasi Perdagangan

Ada satu masa gue nyoba ekspor kecil-kecilan ke Singapura. Gue jual aksesoris handmade dan semangat banget karena pasarnya bagus.

Tapi… begitu masuk urusan dokumen, invoice, surat karantina barang, dan aturan cukai negara tujuan… gue nyerah. Biayanya gak sebanding sama profitnya. Gue mikir:

“Ini kayaknya sistemnya emang lebih memihak yang besar.”

Dan dari situ gue ngerti, negosiasi perdagangan antarnegara juga gak semuanya setara. Negara besar bisa punya leverage (daya tawar) lebih kuat. Negara kecil seringkali cuma bisa nerima atau keluar dari meja perundingan, dikutip dari laman resmi detikcom.

Gue jadi paham, kenapa negara-negara berkembang sering merasa “dipaksa ikut aturan main negara kaya.”

Hal-Hal yang Ternyata Sama Antara Jualan Online dan Perjanjian Dagang Negara

  1. Keduanya butuh kepercayaan – negara juga gak mau dagang sama pihak yang suka curang atau gak transparan.

  2. Ada risiko kurs dan inflasi – bahkan negara bisa ‘nge-jaga’ nilai tukar supaya dagangannya tetap kompetitif.

  3. Negosiasi gak pernah satu arah – siapa yang bawa nilai tambah lebih besar, dia bisa ngatur tempo perundingan.

  4. Harus mikir jangka panjang – kadang lo harus ngalah dulu buat dapat pasar yang lebih besar di masa depan.

  5. Semua kembali ke data dan hitungan – feeling doang gak cukup buat duduk di meja perundingan.

Tips Buat Lo yang Mau Belajar Negosiasi Dagang dari Level Paling Dasar

Negosiasi Perdagangan

  1. Ikutin berita ekonomi global – bahkan satu kebijakan ekspor-impor bisa ngaruh ke bisnis lokal.

  2. Simulasi ekspor-impor via marketplace internasional – banyak yang sekarang buka untuk seller kecil.

  3. Cari tahu perjanjian dagang Indonesia dengan negara lain – kadang bisa jadi peluang buat UMKM lo.

  4. Baca laporan WTO atau ASEAN Trade News – gak seseram yang lo kira kok, banyak yang udah disederhanakan.

  5. Latihan negosiasi dalam jual-beli harian – setiap kali lo tawar harga, lo sedang belajar posisi tawar.

Kata Akhir: Negosiasi Perdagangan Itu Bukan Cuma Soal Uang, Tapi Soal Daya Tawar dan Martabat

Gue dulu pikir ini cuma urusan statistik dan grafik. Tapi setelah ngalamin tarik-ulur harga, gagal ekspor, dan akhirnya ngerti strategi dagang, gue sadar bahwa:

Negosiasi dagang itu cara bangsa menunjukkan siapa mereka dan sejauh mana mereka bisa mandiri.

Kalau lo punya usaha, besar atau kecil, lo udah mulai masuk ke dunia itu. Dan dari situlah gue belajar: gak ada salahnya jadi pelaku ekonomi mikro yang ngerti makro.

Baca Juga Artikel dari: Tips Menabung dari Pengalaman Pribadi: Dulu Gagal Nabung

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: News

Author