Saya masih ingat pertama kali saya melihat Yamaha FreeGo 125 di jalan raya sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, saya sedang menunggu lampu hijau di sebuah perempatan di Surabaya, dan di sebelah saya berhenti seorang pengendara dengan motor berwarna merah marun yang tampak ramping tapi kokoh. Yang menarik perhatian saya bukan cuma desainnya yang modern, tapi juga bentuk joknya yang tebal dan posisi duduknya yang terlihat nyaman. Di bagian depannya, ada semacam lekukan elegan dengan lampu LED yang tajam. Setelah saya perhatikan lebih dekat, tulisan “FreeGo” di bodinya tampak jelas—dan sejak saat itu, saya jadi penasaran dengan motor satu ini.
Sebagai seseorang yang tiap hari bergulat dengan kemacetan kota, mencari motor yang irit, gesit, dan nyaman rasanya sudah seperti mencari pasangan hidup: harus pas di hati dan cocok di segala kondisi. Setelah mencoba beberapa skuter lain, saya akhirnya punya kesempatan untuk menjajal Yamaha FreeGo 125, dan pengalaman itu benar-benar mengubah pandangan saya soal skuter modern.
Kesan Pertama dengan Yamaha FreeGo 125
Contents
- 1 Kesan Pertama dengan Yamaha FreeGo 125
- 1.1 Desain: Simpel tapi Elegan
- 1.2 Performa Mesin: Irit tapi Bertenaga
- 1.3 Fitur-Fitur Canggih yang Bikin Hidup Lebih Mudah
- 1.4 Pengalaman Menggunakan FreeGo 125 Sehari-hari
- 1.5 Kenyamanan untuk Penumpang
- 1.6 Perbandingan dengan Skuter Lain di Kelasnya
- 1.7 Harga dan Varian Yamaha FreeGo 125
- 1.8 Perawatan Yamaha FreeGo 125
- 2 Author

Ketika pertama kali duduk di atas jok FreeGo 125, yang langsung terasa adalah kenyamanannya. Joknya lebar dan empuk—tidak keras seperti beberapa motor matik lain di kelasnya. Tinggi joknya juga cukup bersahabat, sekitar 778 mm, yang berarti meskipun saya tidak terlalu tinggi (sekitar 170 cm), kaki saya bisa menapak sempurna di tanah. Posisi berkendaranya terasa santai dan natural. Tidak terlalu membungkuk, tapi juga tidak tegak kaku.
Satu hal yang membuat saya kagum adalah bagasi luas di bawah joknya. Kapasitasnya mencapai 25 liter! Serius, itu hampir sebesar bagasi motor NMAX. Saya bisa memasukkan helm full face, jaket, bahkan tas kecil tanpa harus memaksa. Buat saya yang sering membawa laptop atau buku untuk mengajar, ini nilai plus besar. Tak perlu lagi khawatir hujan karena semua barang bisa disimpan rapi di dalam.
Desain: Simpel tapi Elegan
Yamaha FreeGo 125 memang tidak mencoba tampil “wah” seperti motor sport atau skuter premium. Tapi justru di situlah daya tariknya. Desainnya minimalis namun elegan, dengan lekukan bodi yang mengalir halus dari depan ke belakang. Lampu depannya sudah Full LED, memberikan pencahayaan yang terang dan tampak modern.
Yang paling unik adalah posisi lubang pengisian bensin. Kalau biasanya kita harus membuka jok untuk isi bahan bakar, FreeGo 125 menempatkan tutup tangki di bagian depan kanan motor. Tinggal buka dari tombol di dashboard, dan kita bisa isi bensin tanpa turun dari motor. Bagi saya yang sering isi di SPBU saat antre panjang, fitur ini terasa sangat praktis dan menghemat waktu.
Velg 12 inci yang digunakan juga memberi keseimbangan sempurna antara stabilitas dan kelincahan. Ban tubeless-nya cukup lebar, membuat motor ini nyaman diajak melintasi jalanan rusak atau paving yang tidak rata.
Performa Mesin: Irit tapi Bertenaga
Mari kita bahas bagian yang paling penting—mesin. Yamaha FreeGo 125 dibekali mesin 125cc Blue Core dengan sistem SMG (Smart Motor Generator). Dari sisi teknis, mesin ini memang bukan yang paling besar di kelasnya, tapi performanya terasa cukup responsif. Tarikan awalnya halus, tanpa suara kasar saat dinyalakan—berkat teknologi SMG tadi Yamaha motor.
Ketika saya gunakan untuk perjalanan dari rumah ke sekolah (sekitar 15 km dengan kondisi jalanan padat), konsumsi bensinnya bisa mencapai 1 liter untuk 47–50 km. Itu angka yang luar biasa hemat. Tangkinya berkapasitas 4,2 liter, jadi dalam kondisi penuh, saya bisa pakai selama hampir seminggu penuh tanpa perlu isi ulang.
Yang saya suka lagi, suspensinya empuk. Meski jalan Surabaya kadang “ajaib” dengan lubang-lubang kecil di mana-mana, FreeGo 125 mampu melibasnya tanpa banyak guncangan. Suspensi depan teleskopik dan belakang tunggalnya terasa seimbang. Saat melintasi polisi tidur, motor tetap stabil tanpa “nyentak”.
Fitur-Fitur Canggih yang Bikin Hidup Lebih Mudah
Yamaha tampaknya memang memikirkan betul siapa target pengguna FreeGo 125. Motor ini bukan untuk balapan, tapi untuk mobilitas harian yang praktis dan nyaman. Dan itu terlihat dari fitur-fiturnya.
Smart Key System (SKS) – Versi tertinggi FreeGo sudah dilengkapi smart key alias tanpa anak kunci. Cukup bawa remote di saku, putar knob, dan motor siap dihidupkan. Ada juga fitur answer back system untuk mencari motor di parkiran.
Power Socket – Di bagian depan tersedia colokan untuk mengisi daya ponsel. Ini sangat membantu saya saat harus menyalakan GPS atau menerima telepon penting saat di jalan.
Panel Meter Digital – Semua informasi ditampilkan secara digital: kecepatan, bahan bakar, odometer, dan indikator lainnya. Layarnya cerah dan mudah dibaca bahkan di bawah sinar matahari.
Start & Stop System (SSS) – Fitur ini membuat mesin otomatis mati saat berhenti beberapa detik di lampu merah dan menyala lagi saat tuas gas diputar. Hasilnya, bensin jadi makin irit.
Pengalaman Menggunakan FreeGo 125 Sehari-hari

Saya menggunakan FreeGo 125 hampir setiap hari selama setahun penuh, dan bisa dibilang motor ini sangat cocok untuk kehidupan urban. Setiap pagi, saya berangkat dari rumah sekitar pukul 6:30 menuju sekolah tempat saya mengajar. Jalanan biasanya sudah cukup ramai. Dengan bodinya yang tidak terlalu besar, FreeGo mudah diselipkan di antara mobil dan motor lain.
Yang paling saya rasakan adalah kepraktisannya. Misalnya, ketika mampir ke minimarket, saya tidak perlu khawatir barang belanjaan tercecer karena bisa langsung masuk ke bagasi. Bahkan payung panjang pun muat di dalam.
Saat akhir pekan, saya kadang menggunakan FreeGo untuk jalan-jalan ke luar kota, misalnya ke Trawas atau Pacet. Di jalur menanjak, mesinnya memang tidak sekuat motor 150cc, tapi masih cukup tangguh untuk menanjak dengan dua orang di atasnya. Asalkan tidak terlalu agresif memutar gas, tenaga yang keluar terasa lembut dan stabil.
Kenyamanan untuk Penumpang
Saya sempat beberapa kali mengantar istri ke tempat kerja dengan FreeGo 125. Dari komentar jujurnya, posisi duduk belakang terasa nyaman karena pijakan kaki cukup lebar dan joknya panjang. Pegangan belakang (grab handle) juga besar dan kokoh.
Suspensi belakangnya mampu meredam guncangan dengan baik meski boncengan. Inilah salah satu alasan kenapa saya bilang FreeGo cocok untuk keluarga muda—nyaman, aman, dan tidak bikin cepat pegal.
Perbandingan dengan Skuter Lain di Kelasnya
Bicara soal kompetitor, tentu FreeGo 125 bersaing dengan Honda Vario 125, Suzuki Address, dan beberapa model lain. Namun, FreeGo punya ciri khas yang tidak dimiliki pesaingnya:
Bagasi super luas, setara NMAX.
Posisi tangki di depan, sangat praktis.
Desain sederhana tapi modern, cocok untuk pria maupun wanita.
Fitur Start & Stop dan Smart Key, yang jarang ditemukan di motor sekelasnya.
Satu-satunya kekurangan kecil yang saya rasakan mungkin di daya akselerasi tengah ke atas. Saat melaju di atas 80 km/jam, tarikannya mulai terasa agak lambat. Tapi mengingat ini motor harian, bukan untuk touring jauh, rasanya bukan masalah besar.
Harga dan Varian Yamaha FreeGo 125
Di tahun 2025 ini, Yamaha FreeGo 125 hadir dalam beberapa varian, di antaranya:
FreeGo 125 Standard
Harga: Sekitar Rp 21 jutaan (OTR Jakarta)
Sudah cukup lengkap dengan lampu LED dan bagasi besar.
FreeGo 125 Connected / S Version
Harga: Sekitar Rp 23 jutaan
Dilengkapi Smart Key System, Stop & Start System, dan power socket.
Untuk fitur sebanyak itu, harga FreeGo termasuk kompetitif. Tidak heran kalau motor ini menjadi pilihan favorit para pegawai kantoran, guru, hingga ojek online yang butuh motor hemat tapi nyaman.
Perawatan Yamaha FreeGo 125
Sebagai pengguna, saya sangat mengapresiasi bagaimana Yamaha membuat perawatan FreeGo jadi mudah. Oli mesin diganti setiap 2500 km, dan sejauh ini saya tidak pernah mengalami kendala berarti. Spare part juga mudah didapat di bengkel resmi Yamaha.
Yang penting, pastikan filter udara dibersihkan rutin dan tekanan angin ban dijaga agar konsumsi bahan bakar tetap efisien. Karena saya sering lewat jalan berdebu, saya jadwalkan servis kecil setiap dua bulan.
Biaya servis di bengkel resmi pun cukup terjangkau—sekitar Rp 100 ribuan untuk servis ringan, belum termasuk oli. Dengan perawatan teratur, motor ini bisa bertahan dalam kondisi prima bahkan setelah 3–4 tahun pemakaian.
Baca juga fakta seputar : Automotive
Baca juga artikel menarik tentang : TVS Ntorq 150: Skuter Sporty dengan Fitur Futuristik yang Bikin Penasaran





